Selasa, 23 Agustus 2011

MENJAGA KEUTUHAN IBADAH DARI KEMAKSIATAN



Dalam Al Qur’an di kisahkan bahwa, ada seorang nenek yang sudah sangat tua renta. Seorang nenek ini mempunyai kerjaan yang sangat unik, kerjaannya adalah memintal benang sehingga menjadi kain sarung yang indah nan bagus.
 
Dalam pandangan kita biasanya seorang nenek yang sangat tua renta pasti kulitnya sudah kriput, tangan bergemetar sehingga memegang sesuatu pun agak susah, mata yang rabun dan gigi pada berjatuhan. Dalam kondisi yang serba tidak menentu ini seorang nenek melakukan tugasnya dengan konsisten dan etos kerja yang tinggi. Nenek memasukan benang ke dalam lobang jarum sementara tangannya bergemetar dan matanya rabun. Dengan kesungguhan dan jihad yang tinggi bertahun-tahun nenek ini memintal benang sehingga menjadi sebuah sarung yang indah dan menawan.
Setelah menjadi sarung, banyak orang yang memesan ingin memiliki sarung tersebut. Tetapi apa yang terjadi saudara-saudaraku, ternyata kain sarung yang indah tersebut dan dibuat dengan susah payah serta waktu yang sangat lama di hancurkan seketika tampa ada rasa sayang dan cinta terhadap karyanya. Begitu dihancurkan maka kain sarung tersebut juga di buat lagi, setelah jadi maka di rusakan lagi dan dicerai beraikan benang sarungnya sehingga hancur berantakan.
Kalau seperti ini yang terjadi, maka yang ada dalam pikiran kita adalah “ini orang sudah gila kali ya…”
Berkaitan dengan hal ini Allah SWT melarang kita untuk tidak mengikuti prilaku nenek diatas. Sebagaimana Firman Allah dalam Al Qur’an.
Ÿwur (#qçRqä3s? ÓÉL©9$%x. ôMŸÒs)tR $ygs9÷xî .`ÏB Ï÷èt/ >o§qè% $ZW»x6Rr& ……….
Artinya:  “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, ……. (QS. An Nahl.92)
Dari kisah seorang nenek diatas dapat kita ambil I’tibar bahwa, di bulan puasa ini siang hari ummat Islam menahan lapar dan haus sampai anggotan badan bergemetar, malam hari ummat Islam mengadakan sholat taraweh dan kiyamullail sampai matanya sakit, ada juga yang membaca Al Qur’an dan mengadakan dzikir serta mengeluarkan infak untuk membantu si miskin. Perbuatan seperti demikian ummat Islam melakukannya dengan semangat yang tinggi dan perjuangan yang besar serta etos kerja yang dahsyat.
Tapi apa yang terjadi, selepas bulan suci Ramadhan tidak sedikit Ummat Islam kembali lagi mengotori ibadah yang di bangun selama bulan suci Ramdan dengan maksiat, korupsi, rampok, dendam, fitnah dan saling menghujat antara sesama. Maka kalau ada diantara ummat Islam yang seperti demikian adanya, maka sama seperti nenek diatas yang memintal benang dengan susah paya, setelah jadi sarung maka dirusaknya pula. Apa boleh kita namakan orang Islam seperti ini sebagai orang gila, stress dan kurang akal?
Disamping itu juga, bahwa para pendahulu bangsa telah berjuang habis habisan untuk megusir penjajah dan mengikat sebuah nusantara menjadi kain yang bernama Indonesia. Tetapi belakangan ada segelintir politikus kotor dan durjana yang coba coba mencerai beraikan kembali bangsa ini menjadi berkotak kotak. Apabila ada diantara plitikus yang seperti ini maka wajarkah kalau kita sebut sebagai politikus gila, stress dan kurang akal? Wallahu a’lam

semoga kita termasuk diantara hamba-hamba Allah menjaga kemurnian ibadah kita dan keutuhan bangsa indonsia.
Islam itu pasti Indonesia harga mati.  

Abdul Hakim Abubakar El Kahir, S.Pd.I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar