Rabu, 31 Agustus 2011

MERAIH KEMENANGAN



Sering kali orang mengatakan kalau sudah selasai berpuasa Ramadhan dapat meraih kemenangan. Sejumlah teman-temanku menanyakan hal ini kepadaku, “kenapa dinamakan meraih kemenangan setelah semua ummat Islam keluar dari bulan Ramadhan? Bukankah perjuangan untuk beribadah bukan hanya di bulan Ramadhan? Maka ini jawaban singkat ku, semoga dapat sedikit memberikan jawaban dan bermanfaat untuk semua.

Selama satu bulan penuh Ummat Islam melaksanakan puasa di bulan suci Ramadhan. Ada sejumlah ummat Islam berlomba lomba menghatamkan Al Qur’an, ada juga ummat Islam yang melaksanakan sholat taraweh dan qiyamullail. Setelah melaksanakan itu semua selama sebulan penuh maka ummat Islam keluar dari bulan puasa dalam keadaan mendapatkan kemenangan. Maksud dari kemenangan ini adalah kemenangan spiritual, kemenangan sosial dan kemenangan emosional.

Pertama. kemenangan spiritual adalah suksesnya seseorang melaksanakan ibadah dengan semaksimal mungkin kepada Allah SWT. Sehingga dengan ibadah tersebut seseorang tambah meningkat keimanannya dan makin baik akhlaknya. Selama bulan suci Ramadhan Ummat Islam sangat rajin ibadah saumnya, rajin baca Al Qur’an dan rajin pula sholat taraweh serta qiyamullailnya. Maka setelah keluar dari bulan suci Ramadhan ummat Islam yang mendapatkan kemenangan adalah ummat Islam yang mempertahankan ibadah puasa dan tidak mengotorinya dengan kemaksiatan, mempertahankan baca Al Qur’an sampai sebelas bulan kedepan serta juga masih mampu mempertahankan qiyamullailnya selama satu tahun kedepan. Kemenangan spiritual ini dapat kita lihat apakah Ummat Islam kedepannya meningkat ibadahnya? Atau justru makin merosot? Apakah setelah puasa justru maksiat lagi? Korupsi lagi? Nipu lagi? Nyogok lagi? Sangat di sayangkan kalau seandainya Ummat Islam tidak meningkat ibadahnya.

Jadilah orang yang meraih kemenangan dengan meningkatkan semangat ibadah sampai hayat masih di kandung badan.

Kedua. Kemenangan sosial. Kemenangan sosial adalah seseorang yang mempertahankan hubungan baik dengan masyarakat sekitarnya. Tidak membenci, tidak mendendam, tidak menghasut dan tidak saling mencaci maki. Selama bulan puasa Ummat Islam mampu membangun hidup sosial dengan yang lain, dipertanda dengan saling membagi kolak, timun suri dan korma untuk berbuka puasa kepada tetangga dan sekitarnya serta memberikan infak, sodakoh, zakat mal dan zakat fitrah.

Ummat Islam yang mendapatkan kemenangan adalah ummat Islam yang mempertahankan sifat sosial yang di bangun selama bulan suci Ramadhan. Mampukah ummat Islam saling membagi, dan mengeluarkan sebagian hartanya di jalan Allah di luar bulan suci Ramadhan? Mambantu dan menyantuni fakir miskin serta melepaskan kesusahan hidup mereka dari belenggu kemiskinan?
Ummat Islam yang kelebihan harta wajib hukumnya menyalurkan hartanya untuk fakir miskin. Agama memerintahkan para agniya untuk mendatangi fakir miskin tapi bukan fakir miskin yang mendatangi. Seandainya para agniya mendatangi fakir miskin tiap-tiap rumah untuk membantu, maka para pengemis-pengemis professional tidak akan membuat Rumah Yatim, Istana Yatim. Spanduk zakat berdiri dimana mana, bahkan mereka menggunakan nama besar untuk meraih uang zakat dan belum tentu uang zakat tersebut di bagikan kepada fakir miskin. Pengurus zakat  pada gemuk-gemuk dan punya mobil mewah, sementara anak yatim dan fakir miskin kurus-kurus, dan terlantar.

Ketiga. Kemenangan emusional. Kemenangan emusional adalah dapat mempertahankan emosi dari sifat marah yang mengakibatkan terjadinya kerusakan di muka bumi dan melanggar perintah Allah SWT. Ummat Islam mampu mengendalikan hawa nafsu selama bulan suci Ramadhan, nafsu seksual di siang hari, nafsu makan yang berlebihan dan sifat pemarah yang merusak. Musuh yang besar adalah hawa nafsu yang ada dalam diri kita. Maka sebisa mungkin kita mengendalikan hawa nafsu selama satu tahun kedepan.

Inti seseorang yang mendapatkan kemenangan adalah sebagaimana yang di firmankan Allah SWT dalam Al Qur’an sebagai berikut:
3 `tBur ÆìÏÜム©!$# ¼ã&s!qßuur ôs)sù y$sù #·öqsù $¸JŠÏàtã 
Artinya: ….“Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (QS Al Ahzab, 71)
Menurut ayat diatas, bahwa kemenangan yang besar adalah apabila seseorang mentaati Allah dan Rasulnya. Mentaati Allah dan Rasul bukan hanya di dalam bulan Ramadhan, akan tetapi sepanjang hayat masih di kandung badan maka wajib mentaati Allah dan Rasul. Didalam bulan Ramadhan kita menyembah Allah, maka di luar bulan Ramadhanpun kita harus menyembah Allah juga. Dalam bulan Ramadhan kita rajin melaksanakan sholat, maka di luar bulan Ramadhanpun kita harus rajin sholat. Dalam bulan Ramadhan kita berpuasa, maka di luar bulan Ramadhanpun harus tetap melaksanakan puasa sunnah. Dalam bulan Ramadhan kita rajin membaca Al Qur’an, maka di luar bulan Ramadhanpun kita harus rajin membeca Al Qur’an. Dalam bulan Ramadhan kita murah tangan untuk infak dan shodakoh, maka di luar bulan puasa pun kita harus rajin untuk berinfak dan bersodakoh. Begitulah seterusnya. Kalau hal ini kita lakukan maka akan meraih kemenangan yang besar di Hadapan Allah SWT.

Abdul Hakim Abubakar El Kahir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar