Jumat, 26 Agustus 2011

Momentum Halal Bi Halal



Dalam sebuah riwayat di kisahkan, setelah melaksanakan sholat idul fitri Rasulullah SAW mengucapkan amin sebanyak tiga kali. Mendengar ucapan amin tersebut ada seorang sahabat yang menanyakan kepada Rasulullah. “Ya Rasul, barusan baginda mengucapkan amin tiga kali tapi tidak ada yang berdo’a, ada apakah gerangan”? Rasulullah SAW mengatakan, bahwa barusan malaikat Jibril mengajak aku untuk megaminkan doanya. Malaikat Jibril berdoa, “Ya Allah jangan engkau terima pahala puasanya seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, Rasulullah mengucapkan amin. Ya Allah jangan engkau terima pahala puasanya seorang istri yang durhaka kepada suaminya, Rasulullah mengucapkan amin. Ya Allah jangan engkau terima pahala puasanya seorang muslim yang tidak memaafkan saudaranya sesama muslim, Rasulullah mengucapkan amin.

Dari keterangan singkat di atas dapat kita fahami, bahwa seorang anak yang puasa disiang hari, menahan lapar dan dahaga, siang malam tadarus Al Qur’an dan malam harinya melaksanakan sholat taraweh, karena seorang anak tersebut durhaka kepada kedua orang tuanya maka di doakan oleh Malaikat Jibril dan di aminkan oleh Rasulullah agar pahala puasanya tidak di terima oleh Allah SWT. Maka selayaknya seorang anak datang tersungkur di hadapan kedua orang tuanya untuk memohon maaf dari segala kesalahan yang dilakukannya. Dengan meminta maaf kepada kedua orang tua maka seseorang akan terbebas dari doanya Malaikat Jibril dan di aminkan oleh Rasulullah.
Sekarang ada fenomena yang merusak ummat. Orang lebih menghormati kiyai atau habaib ketimbang orang tua yang melahirkan dan membesarkannya. Tangan para habaib dan kiyai diciumnya bolak balik, tapi kalau tangan kedua orang tuanya tidak pernah di ciumnya bolak balik. Malah ada juga diantara mereka lebih mendahulukan perintah kiyai atau habib dari pada perintah kedua orang tuanya. Padahal kiyai atau habaib tersebut tidak pernah mengandungnya, tidak pernah membesarkannya dan tidak pernah menceboknya. Padahal Rasulullah SAW telah menegaskan dalam sabdanya.
رضى الله فى رضى الولدين وسخط الله فى سخط الولدين
Artinya: Ridha Allah tergantung ridha kedua orang tuanya, dan murka Allah tergantung murka kedua orang tuanya.

Maka dari itu wahai saudara saudara ku minta maaf kepada kedua orang tua. Mereka berdua telah mengandung dan membesarkan kita, maka selayaknya kita menghormati dan menghargainya. Agar pahala puasa kita di terima Allah SWT. Dengan momentum lebaran dan halal bi halal sebagai sarana seorang anakn untuk meminta maaf dan ridho kepada kedua orang tua.

Pesan yang kedua dari hadis diatas adalah bahwa, malaikat Jibril mendoakan dan Rasulullah mengaminkan seorang istri yang durhaka kepada suaminya agar Allah tidak menerima pahala puasanya. Seorang istri puasa disiang hari menahan lapar dan haus, tadarus Al qur’an dan malamnya sholat taraweh. Apabila seorang istri tersebut durhaka kepada suaminya, tidak berlaku sopan santun kepada suaminya, tidak bertutur kata yang baik dan tidak melayani suami sebagaimana mestinya, maka seorang istri tersebut akan terkena doanya malaikat Jibril dan Rasulullah yang mengaminkannya.

Maka selayaknya seorang istri meminta maaf kepada suaminya atas semua kesalahan selama hidup berumah tangga dengan suaminya. Karena keberadaanya dalam sebuah rumah tengga bersama suaminya untuk melayani dan memberikan sesuatu yang terbaik bagi suaminya. Dengan momentum lebaran dan halal bi halal sebagai sarana seorang istri untuk meminta maaf kepada suami tercinta dan belahan jiwa.

Pesan yang ketiga dari hadis diatas adalah bahwa, malaikat Jibril mendoakan dan Rasulullah mengaminkan seorang muslim yang tidak mau memaafkan saudara muslimnya supaya Allah tidak menerima pahala puasanya. Seorang muslim puasa disiang hari menahan lapar dan haus, tadarus Al qur’an dan malamnya sholat taraweh. Apabila seorang ada seorang muslim tidak mau memaafkan keslahan saudaranya sesama muslim, maka seorang muslim tersebut akan terkena doanya malaikat Jibril dan Rasulullah yang mengaminkannya.

Dalam hidup ini terkadang lisan salah berucap, prilaku kadang menyimpang dan menyinggung perasaan orang lain. Maka selayaknya diantara muslim saling memaafkan. Karena memaafkan kesalahan antara sesama adalah merupakan perbuatan yang mendekatkan untuk bertakwa kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an sebagai berikut:
وأن تعفوا أقرب للتقوى
Artinya: Dan bahwasannya memaafkan itu mendekatkan takwa. (QS. Al Baqarah. 127)

Selepas ummat islam melaksanakan puasa di bulan suci Ramadhan maka janji Allah bagi mereka adalah untuk menjadi orang yang bertakwa. Hal itu berkaitan dengan Allah SWT. Sedangkan berkaitan dengan manusia saling memaafkanpun merupakan perbuatan yang mendekatkan kepada takwa. Semoga kita ummat islam saat ini dan yang akan datang mampu menjalankan ibadah kepada Allah dengan semaksimal mungkin dan memaafkan kesalahan saudara muslim.

Abdul Hakim Abubakar El Kahir



Tidak ada komentar:

Posting Komentar